SMPN 1 Binuang | Jl. Serawi Binuang | Kec. Binuang | Kab. Tapin | Kalimantan Selatan 71183| Telp : (0517)5508082

Jumat, 22 Oktober 2010

Mengenang Adikku

-->
NISAN
Apa yang bisa kami kenang
Selain keridhaan yang kau tunjukkan
Keikhlasan yang telah kau ajarkan
Sungguh
Tak kutahu setinggi itu
saat malaikat maut menjemput
Dzikir ikhlas tetap kau pagut
kau panggil Syekh Samman Al Madani
Menuntun rohmu meninggalkan jasadmu
Allah Maha Rahim...Muhammad cahaya mu
Duhai cahaya keluarga
Kau tinggalkan kami harta berharga
... sabar dan ikhlas...
Semoga di alammu
Cahaya itu selalu melingkupmu
Amin...
In Memoriam Siti Riskina
Lahir 26 Desember 1976
Wafat
02 Oktober 2010
Alkah Muslimin, KM 4 Pemajatan Gambut, Kabupaten Banjar
Persinggahan Kembang
Sejak senja engkau berbenah dengan wajah indah
Malam2 sunyi kau lewati dengan gelisah sampai tiba waktunya subuh
Engkau berjalan, berangkat dengan pasrah
Seperti ungkapan Ali bin Abi Thalib
Sesungguhnya kematian terus mendekati kita
dan dunia terus meninggalkan kita
Kau tunggu kematian dengan tabah
Salam bagimu wahai penunggu mehrab keluh kesah
Sejahtera bagimu wahai rasul penyebar hidayah
Sungguh Tak kutahu setinggi itu maha rahasia
Saat kau memintaku tuk tetap memelukmu
JANGAN PERGI karena kau ingin ditemani
tercium aroma rambutmu yang ibu keramasi sore hari
Seperti yang kau pinta kaupun kami temani
Menyeru Rabb yang Maha Agung dan Maha Rahim
Memanggil Muhammad pemberi cahaya
Untukmu gelombang ucapan selamat dari sang Maha Rahman
Dengan Pemberkatan hati-hati yang wangi
Dzikirmu tak pernah berhenti
Membawamu berangkat, berjalan menuju sang Maha Suci
Air mata mu menetes pelan zikir itu tetap kau lafalkan
Bahkan ketika rohmu pergi perlahan
Kusadari kau telah tenang
Duhai cahaya keluarga
Kau tinggalkan kami dengan sebuah pelajaran
Tentang ikhlas dan sabar seperti yang kau tunjukkan
Duhai cahaya Maha Cahaya
Pemilik matahari yang benderang di pagi hari
pemilik bulan dan gemintang yang berkilau di malam hari
Terangi ia dengan kelembutan sinarMu
Naungi ia dalam rahmat Mu
Bukakan pintu surga baginya
Amin……..
PERJALANAN SUNYI
In Memoriam Siti Riskina
Tak pernah habis mengenangmu
Sampai kering air mata ini
Bukan apa adikku
Kesabaranmu mencambukku
Betapa aku begitu ego
Tak punya rasa besar padamu
Sesalku adalah tangis tak berkesudahan
Membayangkan malam-malammu yang kau lewati
Dengan sunyi, perih, dan sendiri
Sementara aku lelap dalam mimpi
Engkau berjuang dengan tabah dan pasrah
Pada maut yang memburumu
Pada kematian yang semakin menjemputmu
Pada janji yang kau terima di rahim bunda
Apa yang kau tunjukan telah menyadarkanku
Kau tak ingin menjadi beban bagi yang lain
Begitu berat yang kau bawa
Dan engkau terengah sendiri
Dalam sepi dan sunyi
Kini kau telah abadi
Sendiri dalam kuburmu yang selalu kupanjatkan agar diterangi
Wangi rambutmu semoga menjadi wangi kasturi
Di alam surga nanti
Adikku
Padamu kau sandang nama rezeki
Dan itu selalu kau bagi
Apa yang bisa kuberi
Untuk mengganti
semua yang pernah kau bagi pada kami
Hanya doa yang bisa kukirimi
Semoga kau tenang dan diterangi
Nur Muhammad yang suci
SENJA ITU INDAH
In Memoriam Siti Riskina
Masih kuingat ketika kanak dulu
Saat engkau kugendong ikut aku
Berjanji takkan menggangguku
Engkau bergayut di lenganku
Bola matamu indah
Dan kau katakan senja itu indah
Ah..aku tak mengerti itu
Lalu hujan turun
Kau bilang harum sungguh bau tanah
Aku masih tak peduli
Kau memintaku
Coba kau cium bau tanah
Harum dan basah
Kuiakan karena kuingin kau bahagia
Lalu kau duduk di samping pintu seperti biasa
Melihat lalu lalang sesiapa lewat
Memandang tanamanmu yang kian subur menghijau
Kau katakan “sumber rejeki ku kian subur
Semoga rejekiku makmur”
Lalu kau awasi kucing-kucingmu yang nakal
Sekali lagi kau katakan ‘kucing ini kan membantuku kakiku melewati sirathal mustaqim’
Aku tertawa sebab kau tahu, aku tak suka kucing
Kupikir kau hanya ingin mempengaruhiku
Matamu sembab
Lebih cantik kulihat
Masih sempat kau tanya
Adakah wajahku terlihat?
Maafkan kami..
Kami bodoh dan acuh
Saat malam mendekat
Candamu masih hangat dan akrab
Setelah kakimu kupijat sesaat
Hatiku terkesiap
Tanganmu memeluk bunda dengan rapat
Tapi aku tetap tak dapat membaca tanda-tanda
Rasanya baru sesaat lalu kau kudekap
Nafasmu masih terdengar di telinga
Bagiku kau tetap ada di hati
Disetiap langkah yang kujalani
Selama Tuhan masih memberiku nafas
Kau tak pernah mati
Di hati kami