SMPN 1 Binuang | Jl. Serawi Binuang | Kec. Binuang | Kab. Tapin | Kalimantan Selatan 71183| Telp : (0517)5508082

Rabu, 26 September 2012

Gitar Putih Impianku dan Ayah


 
Kuambil celengan kecilku, kuangkat dan kurasa. Mungkin sudah cukup untukku membeli gitar putih impianku sejak kelas 6 SD. Kuputuskan untuk membelah celenganku yang sudah menemaniku sejak 1 tahun ini. Walau pun sayang karena belum terlalu penuh, mulai kuambil 1 persatu uang yang keluar dari celengan itu. Kuhitung uang celenganku, kupegang erat sambil berfikir. Jika uang ini untuk membeli sebuah gitar, bagaimana dengan ayah yang kebetulan juga sedang sakit. Ku terduduk dan pikiranku melayang. Uang ini awalnya untuk membeli gitar, tapi aku juga gak tega liat ayah sakit.

Jika uang ini kugunakan untuk membeli gitar, aku akan dapat gitar yang kuimpikan selama ini. Tapi ayah juga sedang terbaring lemah. Ibu juga sedang tidak di rumah karena sedang mengikuti pelatihan. Ayah jadi tanggung jawabku selama ibu gak ada. Ku berdiri sambil kupegang erat uangku dan berjalan ke kamar ayah. Kubuka pintu kamar ayah dengan perasaan dilema, kulihat ayah yang sedang tertidur dengan muka pucatnya yang menahan sakit. Kututup lagi pintu itu dengan mata berkaca-kaca.

Gitar yang sudah kuimpikan sejak 2 tahun lalu sudah ada di depan mata, tapi ayah bagaimana? Aku sayang ayah, tapi aku juga menginginkan gitar itu. Tak ku sadari, air mataku mulai jatuh dan membasahi pipi. Inilah saat-saat sulit yang harus ku lalui dengan memilih salah satu dari semua yang kusayangi.

Tiba-tiba ayah memanggilku dengan lirih, memintaku untuk mengambilkan air minum. Dengan tergesa-gesa ku menghapus air mataku dan langsung berlari mengambilkan air minum untuk ayah. Kuberikan air minum itu kepada ayah yang sedang merintih menahan sakit, aku mulai takut dan bingung.

Di kamar ku berdiam diri memikirkan apa yang harus kulakukan, rintihan ayah membuat dadaku terasa sesak dan tak kuasa menahan tangis. Mulai kutarik panjang nafasku dan berfikir dengan tenang. Aku ingin ayah sembuh, kupilih untuk membawa ayah ke dokter untuk berobat dan kupatah kan egoku untuk membeli gitar.

Iya, aku akan membawa ayah berobat dengan uang tabunganku. Kufikir, mungkin lain kali aku bisa membeli gitar impianku. Aku bisa menabung lagi untuk membeli gitar itu, lagi pula aku tidak terlalu membutuhkannya saat ini, yang penting ayah sembuh dulu.Saat aku membicarakan ini dengan ayah, ayah awalnya menyuruhku untuk tetap membeli gitar itu karena aku sudah lama menginginkan itu, tapi aku tetap berkeras untuk membawa ayah berobat. Akhirya ayah pun mau untuk berobat dengan uang tabunganku.

 oleh
Nama : Lutvia Yunita Sari
Kelas : 9B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar