Jumat, 22 Oktober 2010
Mengenang Adikku
Rabu, 11 Agustus 2010
JAMBORE CABANG KAB. TAPIN
Gerakan Pramuka Gugus Depan SMPN 1 Binuang mengikuti perkemahan atau yang disebut Jambore se Kab. Tapin, Senin, 2 Agustus sampai Kamis 5 Agustus 2010 kemaren. Gugus Depan kita merupakan wakil dari Kwartir Ranting Binuang, disamping Gugus Depan dari MTsN Binuang.
Kegiatan in berlangsung 4 hari di desa Salam Babaris, kec. Tapin Sselatan. Bumi perkemahan bertempat di lapangan, sekitar 3 km dari Tambarangan. Cuaca yang terik membuat tenda para peserta terasa panas dan ketika dingin ketika malam hari. Namun hal itu tidak mengurangi semangat peserta walaupun acara sangat padat.
Mulai berangkat hari Senin itu cuaca sangat terik, dan para peserta harus mendirikan tenda ditengah teriknya matahari jam 13 WITA itu. Tapi setelahnya acara cuma diisi dengan kegiatan pribadi. Untuk upacara pembukaan yang akan dihadiri Bupati Tapin baru besok pagi dilaksanakan.
Selama 4 hari itu banyak sekali kegiatan yang diikuti peserta, mulai dari apel pagi-sore, mengikuti lomba-lomba, penyuluhan tentang narkoba (oh iya, tema Jambore adalah menciptakan generasi muda anti narkoba) dan out bond/wide game. Walaupun cape namun peserta tetap semangat, apalagi bila diberi kesempatan meneriakkan yel-yel, peserta seperti saling beradu teriakan saking semangatnya.
Disamping kecakapan kepanduan, para peserta juga belajar hidup mandiri dengan memasak dan menjaga kebersihan tenda. Diajarkan hidup sederhana, disiplin dan taat peraturan. Sangat bagus untuk generasi muda kita.
Meskipun pramuka kwarran Binuang persiapannya seadanya dan hanya sedikit mendapat dukungan dana dari kecamatan, namun sangat mengejutkan bisa memperoleh 5 buah piala; antara lain juara 1 lomba menggambar, juara 3 kebersihan tenda, juara 3 outbond, juara 3 lomba menulis puisi dan juara 3 pentas seni. Salut buat kreatifitas peserta!! Apalagi dari kwarran Binuang terpilih 4 orang yang akan mewakili kab. Tapin ke Jambore Daerah nanti, dan salah satunya adalah Rina Purwandani dari SMPN 1 Binuang…hebat!
Dan yang membuat bangga, ternyata banyak siswa-siswa kita yang berbakat dalam seni, diantaranya ovie yang mengiringi madihin dengan petikan gitar, dan duo Nelly-Putri yang menyanyikan lagu Aishiteru (Nelly main gitar, Putri nyanyi) dengan sangat bagus.
Akhirnya, semoga kegiatan seperti ini dapat mendidik generasi muda kita agar lebih baik. AYO SEMUANYA, IKUT PRAMUKA!!
Intermezo Jambore
Ini adalah ‘selentingan’ atau ‘intermezo’ para peserta Jambore dari sekolah kita mengenai keadaan bumi perkemahan.
“Ulun pikir lokasi perkemahannya di hutan rindang, ada sungai dan hawanya sejuk, Ma’am…eh ternyata malah di lapangan. gak ada sungai pula….” keluh salah seorang peserta.
Sebenarnya anak-anak pramuka dari sekolah kita merasa sedikit kecewa dengan lokasi perkemahan yang bertempat di lapangan yang tandus tanpa ada tempat berlindung itu. Mana di dekat situ tidak ada sungai lagi (yang merupakan salah satu syarat untuk membuat tenda camp, harus dekat sungai)… Alih-alih sungai, yang disediakan oleh panlak malah mobil tangki yang airnya keruh dan harus dihemat. Apalagi letak mobil tangki yang lumayan jauh dari tenda, seember saja harus susah payah membawanya.
Tanya sana-sini akhirnya para peserta menemukan sebuah ‘danau’ untuk mandi. Namun permasalahan baru muncul; letaknya cukup jauh dari lokasi perkemahan, sehingga ketika peserta mau mandi gak jadi, takut kalau-kalau gak sempat….soalnya acara sangat padat! Belum lagi para panitia yang tidak bisa melihat peserta keluar lokasi sedikit saja, langsung ditegur. Siapa suruh menyediakan fasilitas yang minim….!
Sangat menjengkelkan sih sebenarnya. Coba bayangkan, keperluan vital seperti mandi, buang air kecil dan BAB harus terganggu gara-gara sarana untuk itu tidak memadai. memang ada sih WC dan kamar mandi disediakan, tapi airnya harus angkut sendiri. Dan siapa sih yang tahan dengan bau pesing yang nauzubillah…bikin napas megap-megap! Jadi, kira-kira ada gak yang tahan gak mandi selama 4 hari itu – kalaupun mandi itupun cuma sekali – pipis cuma pagi-pagi sama malam hari saja, dan gak BAB selama itu?
Alhasil, para peserta, alih-alih menggunakan fasilitas yang disediakan panitia, mereka malah lebih memilih numpang mandi, pipis dan BAB di rumah-rumah penduduk seberang lapangan. Kan bikin repot orang jadinya? Iya kalo yang punya rumah baik hati, kalo sambil ngomel, masa’ sih enak aja numpang mandi di rumah orang?
Kadang-kadang muncul pertanyaan, apa memang di kab. Tapin ini tidak ada satupun lokasi yang bagus buat acara seperti itu ya? Apa bumi Bastari kita ini sudah benar-benar rusak oleh pertambangan sehingga tidak ada sungai jernih, hutan rindang yang tertinggal? Seharusnya kita semua menyadari bahwa bumi kita ini sudah kritis, rusak oleh tangan-tangan kita sendiri. Hasilnya bisa dilihat sendiri; para peserta Jambore selama 4 hari harus rela menahan panas disiang hari..
Pertanyaan lain muncul; jangan-jangan yang namanya Jambore memang seperti itu: lokasi perkemahan di lapangan yang tandus, air dijatah, masalah mandi dan sebagainya adalah nomer kesekian yang penting kegiatan jalan, dan para peserta dibiarkan bikin repot penduduk untuk urusan ‘belakang’ tadi? Entahlah. Padahal di jadwal acara jelas-jelas dicantumkan; pada hari Kamis ada penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih….Nah, kontras sekali bukan? Si Tutor dengan bersemangat menjelaskan pentingnya kebersihan diri, namun didepan mata sendiri para peserta nyata-nyata tidak mandi. Bahkan ada salah satu peserta yang mengajukan pertanyaan:”Kalo kegiatannya seperti Jambore ini, gimana caranya menjaga kesehatan sementara mandi cuma sekali 4 hari…?”. Kata Bu Tutor; “kalau seperti sekarang ini, ya harus hemat air….” Okelakalobegitu….
Yah, terlepas dari semua itu, tulisan ini cuma sekedar mengungkapkan kekecewaan peserta Jambore, khususnya dari Gudep sekolah kita. Dan kalau boleh kasih saran, cobalah panitia cari tempat dan fasilitas yang lebih ‘layak’. Kasihan para peserta.. Jangan sampai Jambore = gak mandi dan gak BAB……hehehe…
Sabtu, 03 Juli 2010
Flying Fox
Tahukah kalian, kemaren hari Minggu 27 Juni 2010 adalah hari yang seru bagi anggota pramuka sekolah kita? Gimana tidak, kemaren itu seharian penuh diisi dengan kegiatan penjelajahan alam, atau kalo bahasa pramukanya ‘wide game’, kemudian siangnya disambung dengan kegiatan yang baru pertama kali dan satu-satunya di Binuang City ini, kegiatan yang, mungkin bagi sebagian besar siswa cuma bisa dilihat di TV pas acara liburan, yaitu…..FLYING FOX!
Iya bener! Emang bener-bener para anggota pramuka kita dilatih dan maen Flying Fox itu. Tau kan sama Flying Fox, atau bahasa kita ‘Rubah Terbang’? itu tuh…maen luncur-luncuran di udara pake tali, gak ubah kaya terbang bebas. Gak percaya? Coba aja simak.
Kegiatan pramuka memang akan mengadakan acara wide game atau penjelajahan alam. Maunya sih Bu Satriya mengadakan acara kemah, tapi berhubung keadaan yang gak mendukung, maka ya sudah, wide game pun jadi. Ngomong sana-sini, tiba-tiba Bu Helma nyumbang saran, gimana kalo anak-anak kita ajak main Flying Fox? Kebetulan Bu Helma dulu waktu kuliah adalah anggota Mapala, atau Mahasiswa Pencinta Alam di kampus beliau, yang kegiatannya gak jauh-jauh dari adventure seperti Flying Fox itu.
Karena keadaan cukup memungkinkan untuk melakukan aksi uji nyali itu, maka Bu Helma, setelah diamini oleh Bu Satriya, langsung kontak teman-teman beliau di Banjarmasin, yaitu Mapala IMPAS-B (Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam, Seni dan Budaya) FKIP Unlam Banjarmasin.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dari pagi para anggota Pramuka telah berkumpul di sekolah. Acara penjelajahan alam dimulai. Para kakak Pembina Pramuka cukup banyak yang ikutan membantu meramaikan acara. Anak-anak dibagi menjadi kelompok-kelompok yang beranggota 5 orang. Tiap-tiap kelompok harus mencari pos-pos sebanyak 7 buah, dimana tiap pos akan ada pertanyaan yang berhubungan dengan kecakapan bidang kepramukaan.
Awalnya anak-anak seru-seru aja. Tapi pas selesai pos terakhir dan kembali ke base camp, kok mereka pada nangis ya…? Apalagi begitu melihat bapak Supianto dan Bu Helma, mereka langsung salaman cium tangan sambil minta maaf. Ooh….ternyata di pos terakhir itu mereka diberikan wejangan dan renungan suci untuk menyadari kesalahan-kesalahan mereka…Dikira jatuh atau luka…eeh ternyata menyadari kesalahan too..hehehe..
Tepat pukul12 siang, kakak-kakak dari IMPAS-B datang dari Banjarmasin naik motor. Setelah perkenalan di sekolah dan makan siang, kaka-kaka ini langsung menuju lokasi Flying Fox, daerah Gunung Batu di Sarang Burung (ini nama desa, bukan sarang burung beneran, lho..) untuk menyiapkan dan memasang peralatan.
Eh..ternyata cukup lama juga ya memasang tali dan alat lainnya. Tuh…kaka-kakanya aja sampai keringetan. Bahkan ada satu kaka yang nangkring di atas pohon aja…bukannya mau meniru monyet, tapi memang sidin lagi sibuk memasang tali carmantel dan kunci-kunci pengamannya..hehe. nah.. lalu pas saat mengencangkan tali, perlu banyak tenaga yang membantu. Gak kurang semua kaka Pembina pramuka dan anak-anak cowo lainnya ikutan membantu. Yak…tarik…tahan..!
Cukup lama juga acara tarik-menarik ini selesai, soalnya perlu tenaga ekstra sih…sampai-sampai ada alat yang rusak dan tali yang putus…kasian kaka-kaka dari IMPAS-B, talinya rusak. Padahal belinya mahal lho… Akhirnya setelah perjuangan berat, terpasang juga talinya. Alhamdulillah…
Nah, sekarang tiba acara yang seru nih…satu persatu anak-anak mulai meluncur berFlying-Fox-ria. Gak ketinggalan Egwin yang bertubuh mirip si Po Kungfu Panda…hihihi…gendut maksudnya. Setelah dipaksa, akhirnya Egwin pasrah dikerubuti kaka-kaka yang memasangkan weebing atau sabuk pengaman. Awalnya yang lain ragu, sanggup gak neeh talinya menahan tubuh Egwin yang nauzubillah itu..? Tapi para kaka dari IMPAS-B meyakinkan, kekuatan tali dan pengaman lainnya mampu menahan beban seberat 3 ton! Kecuali berat Egwin lebih dari 3 ton, baru kalian boleh khawatir…. Hebat!
Akhirnya Egwin siap meluncur. Para penonton sibuk member semangat, ada yang bilang I love you segala…heehe.. Apa pesan terakhir Win? “Aku mau diet kalo sampai diseberang..”,teriak Egwin…eehh bener nih?
Area Fling Fox itu memang benar-benar mantap, kita meluncur menyeberangi kolam ikan, dari atas ke bawah yang cukup curam dan bikin jantung deg-degan. Apalagi pas meluncurnya, serasa pengen teriak antara takut dan senang. Tapi gak usah khawatir…kaka-kaka dari IMPAS-B memang benar-benar terlatih, mereka dengan penuh semangat melatih anak-anak. Ditambah pemandangan yang cukup indah, yang berbukit-bukit dan ada sungai kecil, meskipun airnya dari danau bekas kerukan batu bara yang sudah tidak terpakai lagi….benar-benar kontras…
Sayangnya, acara harus dihentikan karena hujan deras turun. Apalagi peralatan sebenarnya harus dihindarkan dari basah, dan tidak bisa digunakan. Sayang pula karena masih ada beberapa anak yang belum mencoba meluncur karena keburu hujan… Tapi gak papa, karena dari pagi sampai sore ini acara sudah seru, meskipun belum sempat mencoba, tahun depan akan diadakan lagi Flying Fox dan kaka-kaka dari IMPAS-B sangat bersedia datang lagi. Bulan depan diundang lagi juga pasti datang…kata mereka.
Akhirnya semua pulang, walaupun sambil hujan-hujanan karena hari sudah senja. Yang pasti acara ini sukses besar, dan mudah-mudahan menambah semangat para siswa untuk terus ikut kegiatan Pramuka.
Senin, 07 Juni 2010
DENTING-DENTING IRAMA PANTING SI ALIN
Senin, 10 Mei 2010
PENGUMUMAN KELULUSAN UN DIWARNAI SEDIKIT PROTES SISWA
Sabtu, 8 Mei 2010 pengumuman kelulusan UN SMP dilaksanakan. Setelah sekian jam menunggu dengan deg-degan, pukul 10.30 wita akhirnya amplop pengumuman yang dijepit dalam album alumni 2010 itupun akhirnya dibagikan di ruang kelas oleh wali kelas dan diterima oleh wali murid masing-masing siswa. Detik-detik menunggu pengumuman, tentu mennjadi hal yang paling mendebarkan bagi siswa. Apalagi, sebelumnya beredar kabar bahwa siswa di sekolah ini ada yang harus mengulang.
Sebelum pengumuman dibagikan, kepala sekolah Drs. Asy’ari, terlebih dahulu mengadakan rapat Dewan Guru yang intinya adalah bagaimana membesarkan hati para siswa yang harus mengulang agar terhindar dari trauma psikologis dan menjelaskan pada orangtua mereka bahwa sekolah sudah berupaya membantu baik dengan les, tambahan jam belajar, dan penjelasan berkali-kali agar dalam melingkari jawaban para siswa harus hati-hati dan tidak sembrono. Masalah ujian sekolah dan ujian praktek agar lebih diperhatikan, bagi siswa yang masih bermasalah dalam ujian praktek dll, pengumuman kelulusan agar ditunda dan diberi penjelasan sebab-sebab penundaan tersebut dan harus segera diselesaikan secepat mungkin. Ini terjadi karena ada beberapa siswa yang tidak ikut ujian praktek, padahal guru yang bersangkutan sudah berkali-kali memanggil agar siswa tersebut segera ikut ujian praktek.
Dari 120 siswa yang ikut ujian Nasional, ternyata ada 3 orang siswa yang terpaksa harus mengulang, karena nilai mereka berada di bawah standar kelulusan. Ini berarti prosentasi kelulusan sebesar 97,5%. Dalam ujian sekolah, seluruh siswa memperoleh nilai di atas standar kelulusan. Meski demikian,ada beberapa siswa yang terpakasa pengumuman kelulusannya ditunda karena belum menyelesaikan ujian praktek. Selama ini siswa beranggapan bahwa kelulusan hanya ditentukan oleh ujian nasional. Anggapan demikian jelas kurang benar, karena Ujian Sekolah dan ujian praktek turut berpengaruh besar dalam kelulusan.
Untuk mengatasi trauma siswa yang belum berhasil dalam ujian Nasional, para guru menekankan bahwa ini bukan masalah Lulus/Tidak Lulus..melainkan hanya Mengulang. Karena dalam lembar pengumuman Ujian Nasional yang tercantum adalan U (Ulang)Yang diulangpun hanya mata pelajaran yang belum mencapai standar..ijazahnya pun ijazah SMP, bukan Paket…. Hal ini cukup membantu untuk membesarkan hati para siswa dan kekecewaan orangtua.
Namun, sedikit protes terjadi usai pengumuman perainh nilai teringgi Ujian Nasional.Banyak siswa merasa tidak puas dan tidak percaya pada salah satu peraih peringkat tersebut.
Dia memang berhak meraih peringkat satu,karena dia memang pintar dan jago sains di kabupaten ini,tapi…yang lain..mereka cuma beruntung… protes lima orang siswa berbarengan.Nilai ini banyak nggak sesuai… Coba bayAngkan, yang jarang masuk kelas… Bahasa Inggrisnya,,hampir sembilan...booo. Mereka terus bergumam sesama teman, ribut-ribut ini akhirnya mereda setelah ada penjelasan bahwa ini sudah terjadi dan inilah rejeki mereka..Ga perlu diributkan. Lain kali semoga keberuntungan ada di tanganmu. Ini keampuhan doa dan bakti pada orangtua serta guru..Meski jawaban ini tak memuaskan mereka, paling tidak sedikit mengurangi kegundahan.
Lucunya, para dewan guru ternyata punya kandidat masing-masing dalam hal peringkat UN. Bu Kamariah, S.Pd selaku Bagian Kurikulum menyebutkan kandidatnya, jika boleh berandai-andai maka peringkat satu Aulia Rahman, Lucky Delli Saputra, dan Arie Kurniawan… Ibu Shinta,S.Pd, guru Bhasa Inggris juga punya jagoan..Lucky, Ferry, Arie Kurniawan, Aulia, Fitriyanoor. mereka layak lho dapat peringkat.. Tak beda jauh dengan mereka, Bapak Supianto, S.Pd wali kelas IX/B punya jago pula..Lucky, Fitriyanoor, DAN Firman H..ketiganya jagoan IX/B tapi ada Mirnawati juga lho… Heriani, S.Pd selaku guru IPS dan awali kelas IX/A punya jagian juga..Arie, Ferry, Anita, Dini…(eh, koq Cuma warga IX/A aja Bu,,hi…hi…maklum ibunya Cuma terbayang-bayang wajah IX/A , habis..IX/A sulit..banget melunasi uang pengukuhan,..ah, ibu buka kartu aja..)
Ibu Striya, M.Pd , guru Bahasa Indonesia juga ikut bicara..kalau saya sih..Arie K, Lucky Delli, Aulia Rahman,Ferry, Fitriyanoor,Firman, Dini,Ratu…(ih..koq banyak amat kan Cuma tiga besar Bu,..he..he..penginnya sih semuanya juara ).
Mengenai para jagoan Ujian Nasional ini. Guru-guru Cuma berandai-andai…kayak lagunya OPie Andaresta tahun 90 an itu lho…Cuma Khayalan…andai…a…a…aaku… Bagi nama yang belum disebutkan dalam jagoan, itu cuma lupa belaka…., mohon bersabar, akan ada susulan…he..he…
Intinya, pengumuman kelulusan UN ini diluar dugaan para guru dan siswa. Nilai-nilai ujian tersebut benar-benar kurang mempresentasikan kebenaran yang ada dengan kemampuan siswa sesungguhnya. Banyak siswa yang pintar, tapi nilainya rendah..sebaliknya banyak siswa yang sedang-sedang saja..nilainya membumbung ke atas atap..(he…he…balon kali..)Sedikit mengecewakan, tapi inilah system… Apa yang kita inginkan tak sesuai dengan kenyataan. Saat ini, Ujian Nasional..hanya semacam uji keberuntungan..get n lucky. Jenis soal yang pilohan ganda, memiliki peluang bagi siswa untuk berharap banyak semoga keberuntungan berada ditangan mereka. Semoga setiap soal yang dilingkari adalah benar…jadi istilah berdoa dan berharap jadi nomor satu..belajar nomor sekian… Tapi ada juga lho..yang emang pintar, jadi wajar aja kalau nilainya tinggi..
Bagi siswa, nilai jangan jadi acuan kebanggaan..belajar untuk menunjukkan prestasi sesungguhnya itu adalah tujuan…Sebab tiga tahun bersama, temanmu dan guru-gurumu tahu bagaimana kamu sebenarnya. Jangan kecewa dengan nilai yang tertera, jangan bangga dengan nilai yang ada..telusuri dirimu, benarkah aku menjadi diriku..?..(Ih,koq filsafat banget..bingung nih..)..Jangan lupa..belajarlah untuk selalu bersyukur…Langkah masih panjang...impian masih perlu diwujudkan,,,Terus….bermimpi..kayak Sang Pemimpinya Andrea Hirata.
Kedepan, diharapkan bagaimana mempola Ujian Nasional benar-benar dapat mempresentasikan kemampuan siswa yang sesungguhnya. Tak hanya tanggung jawab para guru, tapi juga pemerintah yang telah memberlakukan ini semua. Kami tetap mengharap yang terbaik,..