Jumat 30 April 2010 SMPN 1 Binuang mengadakan Lomba memasak nasi goreng dan kue tradisional. Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April lalu, dan merupakan salah satu realisasi dari kegiatan Pengembangan Diri Tata Boga. Peserta lomba adalah seluruh kelas VII dan VIII. Untuk kelas IX tidak diikut sertakan mengingat kelas IX sudah tidak aktif belajar lagi karena telah melaksanakan Ujian Nasional akhir Maret lalu.
Uniknya, untuk lomba memasak nasi goreng ini adalah khusus untuk siswa putra, sebagai bentuk penghargaan terhadap tugas kaum perempuan. Sedangkan siswa putri khusus untuk lomba membuat kue tradisional.
Pagi-pagi para pengurus OSIS yang dikomandoi oleh Ibu Satriya telah menyiapkan meja panjang di depan ruang guru untuk meletakkan masakan kreasi siswa itu. Sekitar pukul 09.30 para peserta lomba diminta untuk memajang hasil masakan mereka di meja tersebut. Para siswa membuat nasi goreng dan kue di rumah, dengan dibantu orang tua mereka tentunya, sehingga mereka tinggal membawanya ke sekolah dan menghias sebagus-bagusnya.
Dari kelas VII A membuat kue Dulinat, yaitu kue khas banua kita yang terbuat dari singkong dan diisi gula merah. Hmmm….para dewan guru gak sabar lagi untuk mencicipi. Tapi begitu melihat kesebelahnya, ada kue Bubur Ba’ayak yang terbuat dari tepung terigu dan berkuah gula merah. Rasanya manis…. Lalu ada kelas VII C yang membuat 1…2…3 macam kue! Wah ….. banyak banget! Ada kue Ongol-ongol yang terbuat dari ubi, lalu kue Apem dari tepung, dan kue Bolu Kukus. Lalu kelas VIII B membuat kue Lupis yang terbuat dari beras ketan dab berkuah air gula merah, kelas VIII C membuat kue Kikicak, juga dari beras ketan, kelas VIII D membuat kue Sulada berkuah santan gula merah. Waaahh… rasanya manis-manis semua…!!
Kemudian tibalah waktunya para dewan juri – Ibu Armaniah dari TU, Ibu Winarti, Bapak Hj. Masdikani dan Bapak Supianto – memberikan nilai untuk masing-masing peserta. Ibu Winarti sibuk menanyai para siswa putri tentang bahan dan cara membuat kue-kue tersebut, sementara yang lainnya menilai nasi goreng karya para siswa putra. Para siswa pun bergerombol di sekitar meja untuk melihat hasil masakan mereka. Ada yang sudah tidak sabar mencicipi, bahkan Egwin dari kelas VIII B sudah dari tadi berusaha mencolet-colet nasi goreng, tapi keburu dimarahi para ibu guru….hehe. kasian deh lu….Pantesan suka icip-icip dia, orang badannya aja mekar gitu!
Session penilaian itu sangat heboh…dewan juri sibuk bertanya jawab dengan siswa tentang resep masakan, sibuk icip sini icip sana, dan sibuk mencatat nilai. Enak ya jadi dewan juri…bisa icip-icip. Gak hanya siswa putri, siswa putra pun gak kalah seru memberikan dan menerangkan resep masakannya. Bu Satriya sebagai MC sibuk mengomentari hasil kerja siswa itu. “Siswa putra gak kalah jago dengan siswa putri ya…bau harum nasi gorengnya bikin perut ibu keroncongan…”, komentar beliau.
Akhirnya, selesai sudah dewan juri menilai. Sekarang tinggal menunggu dewan juri berembuk untuk menetukan siapa pemenangnya. Duh…deg-degan ya…terutama para siswa putra yang sudah dengan bersemangat memasak nasi goreng.
Dewan juri telah selesai menilai, Ibu Satriya pun mulai membacakan hasilnya.
“Hasil Lomba Membuat Kue Tradisional adalah sebagai berikut. Untuk pemenang ketiga adalah kelas VIII B dengan nilai 460, juara kedua adalah kelas VII B dengan nilai 475, dan juara pertama adalah……..kelas VII C dengan nilai 495!”
Para siswa langsung bersorak heboh. Apalagi dari kelas VII C, ada yang sampai berjingkrak-jingkrak kegirangan! Lalu Bu Satriya membacakan hasil Lomba Memasak Nasi Goreng.
“Juara pertama didapatkan oleh kelas VIII C, yaitu Nasi Goreng Cah Cabe dengan nilai 245. Juara kedua adalah kelas VIII B yaitu Nasi Goreng Mata Sapi dengan nilai 240, dan Juara ketiga didapatkan oleh kelas VII C dengan nilai 235!”
Waah…sekali lagi para siswa bersorak dan bertepuk tangan. Kali ini tambah heboh! Apalagi dari kelas VIII B, dan kelas VII C yang gak nyangka banget nasi gorengnya dapat juara III! mereka senang sekali karena hasil kerja mereka gak sia-sia. Kedua masakannya dapat juara pula.
Ketika ditanya kenapa mereka yang juara, dewan juri menjelaskan bahwa ketika ditanya bahan dan resep masakan, kelas VII C menjelaskannya dengan sangat jelas dan lancar. Apalagi kelas VII C membuat tidak hanya 2, tapi 3 macam kue tradisional dan ketiganya dijelaskan dengan jelas oleh para siswa. Nasi goreng dari kelas VIII C juga sangat enak, tampilannya bagus apalagi lengkap dengan saus tomatnya. “Sedangkan peserta yang lain waktu penilaian ada yang kurang menguasai resep dan cara pembuatannya sehingga nilainya rendah,” kata Pak Supianto. “Tapi walaupun begitu semua masakan enak-enak,” tambah beliau.
Kegiatan lomba diakhiri dengan memakan bersama kue-kue dan nasi goreng itu. Siswa yang dari tadi sudah tidak sabar berebutan mengambil kue-kue dan nasi gorengnya, sementara dewan guru masing-masing membungkus kue yang diinginkan…”Kue-kuenya enak…buat dibawa pulang biar orang rumah juga kebagian..” kata salah seorang guru. Beliau minta disamarkan namanya, nanti banyak yang minta tanda-tangan, kata beliau….Hehehe….bisa aja.
Banyak pula siswa yang berkomentar positif tentang kegiatan ini.
“Kegiatannya bagus, rame, bisa membuat kita untuk lebih banyak lagi belajar memasak. Apalagi cowok-cowoknya, jangan hanya bisanya makan doang…..memasak juga harus bisa!” komentar salah seorang siswa. Dia juga minta namanya tidak disebutkan, “Nanti saya jadi terkenal….wah bisa berabe…”, katanya. Macam-macam aja anak jaman sekarang…
Apapun komentar para siswa, yang pasti kegiatan ini sangat bermanfaat. Apalagi semangat Kartini sangat terasa sehingga dapat memacu kita untuk meneruskan cita-cita R.A. Kartini itu. Selain itu kegiatan ini juga merupakan selingan sehingga dapat membuat pikiran siswa fresh kembali setelah tiap hari dijejali dengan pelajaran, tugas dan PR. Asal jangan terlalu lama refreshingnya ya….ingat, pelajaran tetap nomor 1! Okey, tetap Semangat!!
Posted by : Helmawati
Pagi-pagi para pengurus OSIS yang dikomandoi oleh Ibu Satriya telah menyiapkan meja panjang di depan ruang guru untuk meletakkan masakan kreasi siswa itu. Sekitar pukul 09.30 para peserta lomba diminta untuk memajang hasil masakan mereka di meja tersebut. Para siswa membuat nasi goreng dan kue di rumah, dengan dibantu orang tua mereka tentunya, sehingga mereka tinggal membawanya ke sekolah dan menghias sebagus-bagusnya.
Dari kelas VII A membuat kue Dulinat, yaitu kue khas banua kita yang terbuat dari singkong dan diisi gula merah. Hmmm….para dewan guru gak sabar lagi untuk mencicipi. Tapi begitu melihat kesebelahnya, ada kue Bubur Ba’ayak yang terbuat dari tepung terigu dan berkuah gula merah. Rasanya manis…. Lalu ada kelas VII C yang membuat 1…2…3 macam kue! Wah ….. banyak banget! Ada kue Ongol-ongol yang terbuat dari ubi, lalu kue Apem dari tepung, dan kue Bolu Kukus. Lalu kelas VIII B membuat kue Lupis yang terbuat dari beras ketan dab berkuah air gula merah, kelas VIII C membuat kue Kikicak, juga dari beras ketan, kelas VIII D membuat kue Sulada berkuah santan gula merah. Waaahh… rasanya manis-manis semua…!!
Kemudian tibalah waktunya para dewan juri – Ibu Armaniah dari TU, Ibu Winarti, Bapak Hj. Masdikani dan Bapak Supianto – memberikan nilai untuk masing-masing peserta. Ibu Winarti sibuk menanyai para siswa putri tentang bahan dan cara membuat kue-kue tersebut, sementara yang lainnya menilai nasi goreng karya para siswa putra. Para siswa pun bergerombol di sekitar meja untuk melihat hasil masakan mereka. Ada yang sudah tidak sabar mencicipi, bahkan Egwin dari kelas VIII B sudah dari tadi berusaha mencolet-colet nasi goreng, tapi keburu dimarahi para ibu guru….hehe. kasian deh lu….Pantesan suka icip-icip dia, orang badannya aja mekar gitu!
Session penilaian itu sangat heboh…dewan juri sibuk bertanya jawab dengan siswa tentang resep masakan, sibuk icip sini icip sana, dan sibuk mencatat nilai. Enak ya jadi dewan juri…bisa icip-icip. Gak hanya siswa putri, siswa putra pun gak kalah seru memberikan dan menerangkan resep masakannya. Bu Satriya sebagai MC sibuk mengomentari hasil kerja siswa itu. “Siswa putra gak kalah jago dengan siswa putri ya…bau harum nasi gorengnya bikin perut ibu keroncongan…”, komentar beliau.
Akhirnya, selesai sudah dewan juri menilai. Sekarang tinggal menunggu dewan juri berembuk untuk menetukan siapa pemenangnya. Duh…deg-degan ya…terutama para siswa putra yang sudah dengan bersemangat memasak nasi goreng.
Dewan juri telah selesai menilai, Ibu Satriya pun mulai membacakan hasilnya.
“Hasil Lomba Membuat Kue Tradisional adalah sebagai berikut. Untuk pemenang ketiga adalah kelas VIII B dengan nilai 460, juara kedua adalah kelas VII B dengan nilai 475, dan juara pertama adalah……..kelas VII C dengan nilai 495!”
Para siswa langsung bersorak heboh. Apalagi dari kelas VII C, ada yang sampai berjingkrak-jingkrak kegirangan! Lalu Bu Satriya membacakan hasil Lomba Memasak Nasi Goreng.
“Juara pertama didapatkan oleh kelas VIII C, yaitu Nasi Goreng Cah Cabe dengan nilai 245. Juara kedua adalah kelas VIII B yaitu Nasi Goreng Mata Sapi dengan nilai 240, dan Juara ketiga didapatkan oleh kelas VII C dengan nilai 235!”
Waah…sekali lagi para siswa bersorak dan bertepuk tangan. Kali ini tambah heboh! Apalagi dari kelas VIII B, dan kelas VII C yang gak nyangka banget nasi gorengnya dapat juara III! mereka senang sekali karena hasil kerja mereka gak sia-sia. Kedua masakannya dapat juara pula.
Ketika ditanya kenapa mereka yang juara, dewan juri menjelaskan bahwa ketika ditanya bahan dan resep masakan, kelas VII C menjelaskannya dengan sangat jelas dan lancar. Apalagi kelas VII C membuat tidak hanya 2, tapi 3 macam kue tradisional dan ketiganya dijelaskan dengan jelas oleh para siswa. Nasi goreng dari kelas VIII C juga sangat enak, tampilannya bagus apalagi lengkap dengan saus tomatnya. “Sedangkan peserta yang lain waktu penilaian ada yang kurang menguasai resep dan cara pembuatannya sehingga nilainya rendah,” kata Pak Supianto. “Tapi walaupun begitu semua masakan enak-enak,” tambah beliau.
Kegiatan lomba diakhiri dengan memakan bersama kue-kue dan nasi goreng itu. Siswa yang dari tadi sudah tidak sabar berebutan mengambil kue-kue dan nasi gorengnya, sementara dewan guru masing-masing membungkus kue yang diinginkan…”Kue-kuenya enak…buat dibawa pulang biar orang rumah juga kebagian..” kata salah seorang guru. Beliau minta disamarkan namanya, nanti banyak yang minta tanda-tangan, kata beliau….Hehehe….bisa aja.
Banyak pula siswa yang berkomentar positif tentang kegiatan ini.
“Kegiatannya bagus, rame, bisa membuat kita untuk lebih banyak lagi belajar memasak. Apalagi cowok-cowoknya, jangan hanya bisanya makan doang…..memasak juga harus bisa!” komentar salah seorang siswa. Dia juga minta namanya tidak disebutkan, “Nanti saya jadi terkenal….wah bisa berabe…”, katanya. Macam-macam aja anak jaman sekarang…
Apapun komentar para siswa, yang pasti kegiatan ini sangat bermanfaat. Apalagi semangat Kartini sangat terasa sehingga dapat memacu kita untuk meneruskan cita-cita R.A. Kartini itu. Selain itu kegiatan ini juga merupakan selingan sehingga dapat membuat pikiran siswa fresh kembali setelah tiap hari dijejali dengan pelajaran, tugas dan PR. Asal jangan terlalu lama refreshingnya ya….ingat, pelajaran tetap nomor 1! Okey, tetap Semangat!!
Posted by : Helmawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar